Rabu, 12 November 2008

PERNYATAAN HIZBUT TAHRIR INDONESIA

Jakarta, 10 Dzulqaidah 1429H/10 November 2008

PERNYATAAN

HIZBUT TAHRIR INDONESIA

Tentang

“EKSEKUSI MATI AMROZI CS ”

Setelah semua proses hukum dilalui dan semua persiapan matang dilakukan oleh pihak kejaksaan dan kepolisian, akhirnya Amrozi, Imam Samudra dan Mukhlas benar-benar dieksekusi pada tengah malam 9 November lalu di Nusakambangan. Inna lillahi wa inna ilayhi rajiuun.

Berkenaan dengan hal tersebut, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:

  1. Mendoakan agar Amrozi, Imam Samudra dan Mukhlas meninggal dalam keadaan khusnul khatimah dimana seluruh amal shalehnya diterima oleh Allah SWT, dan segala dosa, kesalahan dan kekhilafah mereka diampuni, sehingga di Akhirat mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Nya.
  2. Eksekusi tersebut tidaklah menghapus pertanyaan penting benarkah Amrozi cs adalah pelaku utama bom Bali 1? Memang, mereka mengakui telah menyiapkan bom, tapi benarkah bom sangat besar yang meledak di jalan Legian, yang oleh para ahli bom dinilai masuk dalam kualifikasi micronuke, adalah benar-benar bom yang dibuat oleh Amrozi dan kawan-kawan? Keraguan semacam ini akan terus ada mengingat banyak sekali fakta-fakta yang sangat gamblang yang menunjukkan tentang kemungkinan adanya bom yang sengaja ditumpangkan oleh pihak lain.
  3. Karenanya, pemerintah dan masyarakat harus tetap waspada terhadap kemungkinan akan adanya bom berikutnya. Mengapa? Sesungguhnya terorisme yang selama ini terjadi adalah fabricated terrorism atau terorisme yang diciptakan. Bila digunakan analisis hubungan antara motivasi dan aksi, maka semua bom yang meledak sejak dari bom Bali 1 hingga bom Bali 2 sangatlah aneh. Bila itu semua dibuat dalam rangka apa yang sering dikatakan sebagai perang atau perlawanan melawan AS, mengapa tak satupun instalasi penting AS di Indonesia yang terkena? Disinyalir telah terjadi operasi (intelijen) yang melakukan langkah-langkah 5i, yakni inflitrasi (terhadap kelompok Islam yang memiliki semangat perlawanan), radikalisasi (dipompa untuk lebih bersemangat melawan), provokasi (didorong untuk melakukan tindakan), aksi (digerakkan melakukan tindakan kongkrit berupa pengeboman di sejumlah sasaran) dan stigmatisasi (sehingga tercipta stigma bahwa Indonesia adalah sarang teroris, pelakunya kelompok fundamentalis dari kalangan pesantren). Dan stigma semacam itu sekarang telah terjadi. Karenanya, untuk kepentingan tetap terpeliharanya stigma buruk tersebut dan dalam rangka memelihara momentum kampanye war on terrorism, maka diduga kuat mastermind atau otak dibalik kasus terorisme di Indonesia masih akan terus bekerja untuk menciptakan peristiwa terorisme baru.
  4. Pemerintah Indonesia tidak boleh terjebak pada apa yang disebut kampanye war on terrrorism yang didengungkan AS karena kampanye ini hanyalah kedok (mask) untuk menutupi maksud sesungguhnya, yakni war on Islam. Mengapa? Bila benar AS dan negara-negara sekutunya sungguh-sungguh berperang melawan terorisme, dan terorisme itu diartikan sebagai setiap orang atau kelompok orang yang dalam mencapai tujuannya menggunakan kekerasan, maka mestinya orang-orang seperti presiden Bush, Tony Blair, John Howard dan tokoh lainya seperti Ariel Sharon, dan negara seperti AS, Inggris dan Australia juga negara lain yang jelas-jelas telah menghancurkan Irak dan Afghanistan serta Palestina, juga harus dianggap teroris. Tapi kenyataannya, yang disebut teroris hanyalah orang atau kelompok Islam yang sesungguhnya bertindak sebagai perlawanan terhadap kedzaliman terhadap dunia Islam, sementara negara dan orang-orang yang jelas-jelas memerintahkan melakukan kedzaliman itu justru tidak pernah dipersoalkan.
  5. Oleh karena itu, pihak berwajib harus berusaha sungguh-sungguh untuk mengungkap siapa pelaku utama atau master mind dari rangkaian bom yang terjadi di Indonesia. Hanya dengan cara itu, kegiatan yang disebut terorisme bisa dihentikan. Eksekusi Amrozi cs tidak boleh mengalihkan pandangan bahwa seolah merekalah pelaku utama dan sekaligus menutup terungkapnya sang master mind yang pasti terkait dengan program war on terrorism yang digerakkan oleh AS dan sekutunya tadi.

Wassalam,

Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia

Muhammad Ismail Yusanto

Hp: 0811119796 Email: Ismaily@telkom.net


Gedung Anakida Lt 7

Jl. Prof. Soepomo 27, Tebet, Jakarta Selatan

Telp/Fax : (62-21) 8353254

Email : info@hizbut-tahrir.or.id - Website: www.hizbut-tahrir.or.id

Tidak ada komentar: